INCENERATOR
mencemari air tanah dalam skala lebih luas.
Sementara itu seiring dengan melajunya waktu dan berkembangnya penduduk, Naiknya volume sampah jauh melebihi kapasitas sarana dan prasarana Dinas Kebersihan Kota. Akibatnya banyak komunitas yang mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya, atau malah membuang sendiri kesungai yang tentunya bukanlah jalan keluar yang baik, karena akan lebih memperparah kerusakan lingkungan.
Salah satu teknologi alternatif telah dikembangkan untuk menangani permasalahan sampah dalam skala micro hingga makro. Teknologi tersebut dikenal dengan nama incinerator atau alat pembakaran sampah. Teknologi incinerator bekerja dengan cara membakar sampah secara optimal dengan pembakaran sempurna hingga sampah menjadi abu yang ramah lingkungan. Incinerator telah banyak digunakan di berbagai kota di Indonesia, akan tetapi incinerator yang digunakan masih belum optimal, tidak hanya mahal karena harganya sampai milyaran rupiah akan tetapi juga belum dapat menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan sampah dan lingkungan. Umumnya alat ini didatangkan dari luar negeri yang harganya mencapai milyaran rupiah, serta membutuhkan tenaga operator maupun teknisi yang terdidik dan terlatih. Incinerator luar ini dalam pengoperasiannya cukup memakan biaya besar karena dalam proses pemusnahan limbah membutuhkan bahan bakar dan listrik yang cukup besar secara kontinyu. Selain itu komponen alat tidak mudah didapatkan dipasaran dalam negeri sehingga cukup merepotkan takala terjadi kerusakan dan perawatan.
Lantas bagaimana cara memilih incinerator yang baik? Incinerator yang baik harus meliputi berbagai aspek, seperti aspek lingkungan, aspek ekonomis, aspek sosial dan lain sebagainya. Incinerator yang baik dituntut untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan berikut:
- Pengurangan sampah yang efektif
- Lokasi jauh dari area penduduk
- Adanya sistem pemisahan sampah
- Desain yang estetis
- Pembakaran sampah mencapai suhu 800 derajat celcius
- Emisi gas buang yang ramah lingkungan.
Perawatan yang teratur/periodik
Pelatihan Staf dan Manajemen
Permasalahan diatas menjadi syarat penting apabila incinerator dipilih sebagai alat pengolahan sampah modern yang ramah lingkungan. Dengan begitu, berbagai permasalahan sampah dari desa hingga kota dapat segera tertuntaskan hanya dengan adanya teknologi incinerator ini.
Incenerator sendiri adalah suatu alat
pemusnah sampah/limbah baik itu dari rumah tangga, industri, rumah sakit,
termasuk sampah/limbah beracun, ignitable, korosif atau reaktif baik berbentuk plastik,
padat maupun cairan yang mengandung hidrokarbon (seperti oli dan minyak bekas). Penggunaan dari Insenerator sendiri bertujuan untuk mengurangi volume
sampah/limbah baik itu dari rumah tangga, industri, rumah
sakit, termasuk sampah/limbah beracun, ignitable, korosif atau reaktif baik
berbentuk plastik, padat maupun cairan yang mengandung hidrokarbon (seperti oli
dan minyak bekas) serta untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat
dalam sampah/limbah tersebut.
Prinsip dari Insenerator yaitu bekerja pada suhu yang tinggi sehingga dapat menghancurkan sampah – sampah berbahaya dan
beracun ataupun sampah – sampah infeksi, sehingga sisanya dapat dibuang dengan
aman ke tempat pembuangan sampah umum. Insinerator ini memiliki ruang pembakaran,
tempat sampah yang akan dibakar. Pada chamber terdapat saluran untuk
mengalirkan bahan bakar juga dilengkapi saluran untuk mengalirkan udara dari blower,
yang diperlukan pada proses pembakaran, pembakaran ini dilakukan pada chamber
tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari sampah yang
akan dimusnahkan. Proses pembakaran ini memerlukan waktu yang bervariasi,
tergantung jenis sampahnya serta volume sampah yang akan dimusnahkan. Pada Insinerator,
biasanya memiliki dua buah ruang pembakaran untuk membakar obyek dan membakar
asap sebelum difilter, sehingga sisa – sisa karbon dari pembakaran yang terbawa
asap akan semakin berkurang, sehingga gas CO2 yang dihasilkan juga
semakin berkurang, dan tidak membahayakan bagi lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar